Quantcast
Channel: Romance – Movienthusiast.com
Viewing all articles
Browse latest Browse all 23

The Mermaid (2016)

$
0
0

Movienthusiast.com.
Movienthusiast.com - Blogging and Discuss About Movies

The Mermaid datang ke bioskop Indonesia dengan modal penuh kepercayaan diri tingkat tinggi, tidak hanya karena ia menjadi film besutan sutradara sekaligus aktor, produser sekaligus komedian legendaris Hong Kong, Stephen Chow namun juga membawa status perkasa sebagai film terlaris Cina sepanjang masa dengan keberhasilannya menggondol lebih dari setengah miliar Dolar, bahkan sejauh ini di 2016 ia hanya kalah dari Deadpool sebagai film dengan berpenghasilan terbesar. Jika menilik dari track record Chow sebagai sutradara yang pernah menghasilkan film-film mega hit macam Shaolin Soccer, Kung Fu Hustle sampai CJ7, kesuksesan The Mermaid  sebenarnya tidaklah sampai terlalu mengejutkan, toh, Chow memang punya sentuhan emas dalam film-film yang dihasilkannya, meski ia tidak melulu harus bermain di setiap film yang ditukanginya, sebut saja misalnya Journey to the West: Conquering the Demons dan dalam The Mermaid pun Chow memilih untuk duduk di belakang layar.

Memadukan satir tentang isu lingkungan hidup dalam bungkus komedi dan romansa berlatar dongeng klasik putri duyung, The Mermaid memfokuskan kisahnya pada rencana reklamasi Green Gulf; sebuah lokasi suaka alam yang dilakukan oleh pengusaha sukses, Liu Xuan (Deng Chao) bersama patner bisnisnya, Ruolan (Kitty Zhang Yuqi). Mereka memasang sonar khusus untuk mencegah lumba-lumba kembali ke sana, tanpa pernah disadari tindakan yang mereka lakukan ternyata juga merusak lingkungan kehidupan para manusia duyung yang hidup bersembunyi di sana. Demi menjaga kelangsungan hidup mereka, pimpinan para merpeople; Octopus (Show Luo) menugaskan anggotanya yang cantik, Shan (Lin Yun) untuk menggoda dan menjebak Li Xuan masuk perangkap kemudian membunuhnya. Namun yang terjadi malah keduanya jatuh cinta.

Ya, ini klasik, cerita tentang putri duyung yang jatuh cinta pada manusia adalah dongeng lama yang kali ini coba dimodernisasi oleh Stephen Chow bersama kawan-kawan seperjuangannya macam Kelvin Lee, Ho Miu-kei, Lu Zhengyu, Fung Chih-chiang, Ivy Kong, Chan Hing-ka, Tsang Kan-cheung  dalam bentuk komedi romantis. Ya, memang bukan barang baru, tetapi tetap saja konsep fantasi macam ini bisa jadi sajian menarik jika dikelola dengan benar, sayang saya tidak menyukai apa yang dilakukan Chow kali ini. Mengapa? Pertama, ia tidak punya kekuatan bercerita yang solid, ya, saya tahu ini komedi dan tak perlu lah segala narasi yang serius, tetapi ia bisa melakukannya di Shaolin Soccer dan Kung Fu Hustle, itu adalah perpaduan antara keseriusan dan komedi yang sempurna meski harus diakui kualitas CGI nya memang tidak terlalu bagus. Sementara untuk The Mermaid bisa dibilang berantakan secara keseluruhan.

Dimulai dengan footage-footage ‘mentah’ tentang kerusakan lingkungan, Chow seperti tengah melakukan kampanye tentang lingkungan hidup. Setelah itu ia memulai ceritanya dengan canggung dengan banyak akward moment. Ya, memang dalam perjalanannya plotnya memang menjadi lebih baik namun bukan berarti secara keseluruhan filmnya juga menjadi lebih baik. Kedua, karakter-karakternya lemah, selemah kualitas narasinya. Untuk sebuah romcom, The Mermaid hanya terlalu mendominasi di “com” nya bersama segala guyonan khas Chow yang absurd, bodoh dan over, beberapa memang berhasil menusuk syaraf tawamu seperti adegan percobaan pembunuhan atau momen di kantor polisi itu, tetapi sebagian lagi terasa garing.

Sementara unsur romansanya dibentuk secara paksa dan kasar, transisi untuk membangun rasa cinta terasa kelewat cepat, hanya melalui acara makan ayam panggang dan bersenang-senang beberapa jam di taman bermain, seakan-akan Chow tidak terlalu memedulikan bagian ini meski sebenarnya sangat penting untuk membangun ikatan emosi, bahkan kalau mau jujur, porsi cinta secuil yang ada di Kung Fu Hustle dengan gadis bisu penjual permen itu jauh lebih mengena. Dan terakhir soal CGI. Ya, kita tahu Chow senang bermain-main dengan efek komputer untuk mendukung narasi dan aksi-aksinya, dan tentu saja berbicara soal kualitasnya sudah sepantasnya kita tidak membandingkannya dengan apa yang dilakukan Hollywood, itu terlalu jauh, masalahnya kualitas CGI The Mermaid itu buruk, sangat buruk bahkan untuk sekedar dibandingkan dengan Shaolin Soccer atau Kung Fu Hustle sekalipun yang sebenarnya sudah masuk kategori ‘cukup’ itu.

The Mermaid (2016)
6.1 Movienthusiast's
Summary
Bad akting, bad story, bad CGI, entah kenapa The Mermaid bisa sampai laris manis di China sana. Buat saya ini adalah film garapan Stephen Chow paling buruk.
CERITA6
PENYUTRADARAAN6.5
AKTING5.8
VISUAL6

Hafilova
The Mermaid (2016)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 23

Latest Images

Trending Articles





Latest Images